6.7 C
New York
Jumat, April 26, 2024

Buy now

Khutbah Jum’at : Menyikapi Harta Menurut Islam

Indikatorpapua.com | Bintuni – Setiap manusia tentu membutuhkan harta, tetapi Islam menghendaki umatnya tidak mesti berlebih-lebihan. Oleh karena itu, sebagai Muslim sudah seharusnya memahami bagaimana cara menyikapi harta.

Hal tersebut seperti disampaikan Khotib dalam khutbah Jum’at nya (20/1/2023) di Masjid At-Taqwa Kampung Argosigemerai SP 5, Bintuni.

Sambungnya, sejumlah amalan dalam Islam tentang menyikapi harta yang Pertama, tidak berlebih-lebihan dan tidak mengambil selain haknya. Dan Rasulullah telah memberikan penjelasan yang sangat menarik soal ini.

Diriwayatkan dari Abu Sa’id al-Khudri radhiyallahu anhu, ia berkata, Rasulullah Shallallahu alayhi wasallam bersabda, “Demi Allah! Sungguh aku tidak khawatir terhadap kalian kecuali mengenai perhiasan dunia (harta) yang diberikan oleh Allah kepada kalian. Seorang lelaki pun bertanya, “Ya Rasulullah! Apakah kebaikan (harta) itu mendatangkan kejelekan?” Rasulullah bersabda

اَ يَأْتِى الْخَيْرُ إِلاَّ بِالْخَيْرِ ، إِنَّ هَذَا الْمَالَ خَضِرَةٌ حُلْوَةٌ ، وَإِنَّ كُلَّ مَا أَنْبَتَ الرَّبِيعُ يَقْتُلُ حَبَطًا أَوْ يُلِمُّ ، إِلاَّ آكِلَةَ الْخَضِرَةِ ، أَكَلَتْ حَتَّى إِذَا امْتَدَّتْ خَاصِرَتَاهَا اسْتَقْبَلَتِ الشَّمْسَ ، فَاجْتَرَّتْ وَثَلَطَتْ وَبَالَتْ ، ثُمَّ عَادَتْ فَأَكَلَتْ ، وَإِنَّ هَذَا الْمَالَ حُلْوَةٌ ، مَنْ أَخَذَهُ بِحَقِّهِ وَوَضَعَهُ فِى حَقِّهِ ، فَنِعْمَ الْمَعُونَةُ هُوَ ، وَمَنْ أَخَذَهُ بِغَيْرِ حَقِّهِ ، كَانَ الَّذِى يَأْكُلُ وَلاَ يَشْبَعُ

“Kebaikan itu tidaklah membuahkan/mendatangkan kecuali kebaikan. Sesungguhnya harta benda ini nampak hijau (indah) nan manis (menggiurkan). Sungguh perumpamaannya bagaikan rerumputan yang tumbuh di musim semi. Betapa banyak rerumputan yang tumbuh di musin semi menyebabkan binatang ternak mati kekenyangan hingga perutnya bengkak dan akhirnya mati atau hampir mati. Kecuali binatang yang memakan rumput hijau, ia makan hingga ketika perutnya telah penuh, ia segera menghadap ke arah matahari, lalu memamahnya kembali, kemudian ia berhasil membuang kotorannya dengan mudah dan juga kencing. Untuk selanjutnya kembali makan, demikianlah seterusnya. Dan sesungguhnya harta benda ini terasa manis. Barang siapa yang mengambilnya dengan cara yang benar dan membelanjakannya dengan benar pula, maka ia adalah sebaik-baik bekal. Sedangkan barang siapa yang mengumpulkannya dengan cara yang tidak benar, maka ia bagaikan binatang yang makan rerumputan akan tetapi ia tidak pernah merasa kenyang, (hingga akhirnya ia pun celaka karenanya).” (HR. Bukhari dan Muslim).

Kedua, menyedekahkan sebagian. Seperti jamak dipahami sebagai Muslim kita mesti hidup berdampingan, saling menolong, saling membantu dan tentu saja saling memberi. Terlebih secara gamblang perintah bersedekah atau berinfak amat jelas tertera di dalam Al-Qur’an.

Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar radhiyallahu anhu, bahwasanya Rasulullah Shallallahu Alayhi Wasallam pernah bersabda ketika beliau di atas mimbar sedang menuturkan masalah sedekah dan menghindari perbuatan meminta-minta.

“Tangan yang di atas lebih baik daripada tangan yang di bawah. Tangan yang di atas adalah pemberi dan tangan yang di bawah adalah peminta-minta.” (HR. Bukhari).

Kemudian yang ketiga, jauhi sifat rakus. Tidak sedikit manusia yang awalnya cerdas, berbakti di tengah-tengah masyarakat dan santun berubah menjadi bringas dan asosial kala mendapat jabatan atau kekayaan. Malah perilakunya semakin buruk dan terus semakin keji hingga ajal tiba merampas semua kesenangannya.

Pewarta : Wawan.

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Stay Connected

0FansSuka
3,913PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan
- Advertisement -spot_img

Latest Articles

Bintuni. Pada momentum kelahiran Nabi besar Muhammad SAW 12 Robbiul awal 1443 H / 2021 M Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Teluk Bintuni Ahmad Subuh Refideso, S.HI mengajak seluruh lapisan warga masyarakat khususnya umat muslim yang berada di Kabupaten Teluk Bintuni agar dapat mengambil Hikmah dari nilai-nilai yang terkandung di dalamnya."Peringatan Maulid Nabi ini tentunya merupakan refleksi umat Islam terhadap Baginda tercinta Rosulullah SAW, atas kelahirannya, maupun perjuangannya dalam syiar Islam" kata Subuh. Senin (25/10/2021).Diungkapkan Subuh Refideso, peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW juga memiliki makna dan tujuan yang positif, baik yang dilaksanakan oleh tiap-tiap Pengurus Takmir Masjid, lembaga-lembaga kerukunan kemasyarakatan lainnya, ini semua patut diteladani oleh setiap umat muslim."Saya mewakili seluruh pengurus MUI memberikan Apresiasi dan mensupport kepada lapisan masyarakat yang telah berjibaku untuk meneladani kelahiran dan perjuangan Baginda Rasulullah SAW" ungkapnya.Ahmad Subuh Refideso juga menjelaskan, giat Maulidur Nabi Muhammad SAW juga mengajarkan kita hubungan sesama mahluk ciptaanNYA maupun hubungan kepada sang Pencipta, yang tentunya demi terwujudnya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara."Hablum Minallah, Hablum Minannas" jelas SubuhSubuh juga berharap kepada Pemerintah Daerah seyogyanya dapat memberikan support dan dukungannya atas semua kegiatan-kegiatan keagamaan yang dilakukan, karena ini merupakan bagian dari visi misi Kepala Daerah khusus Pembangunan dibidang Keagamaan.
Total
0
Share