2.2 C
New York
Kamis, Desember 12, 2024

Buy now

Musdat Lembaga Masyarakat Adat Tambrauw Digelar Tahun Depan

“Ini wadah koordinasi yang dapat menghimpun masing-masing suku yang ada di Kabupaten Tambrauw, sehingga kepentingan masyarakat adat dari masing-masing suku kedepan bisa diperjuangkan secara bersama-sama,”

Indikatorpapua.com | Tambrauw – Masyarakat adat di wilayah Sausapor Raya, Kabupaten Tambrauw memberikan dukungan terhadap pelaksanaan Musyawarah Adat (Musdat) Lembaga Masyarakat Adat Tambrauw (LEMATA) yang berlangsung pada 19-21 Januari 2023 mendatang.

Dukungan ini terlihat dari diskusi yang berlangsung disela-sela pelaksanaan Sosialisasi Musyawarah Adat Lembaga Masyarakat Adat Tambrauw yang di Kantor Kampung Bandonggwan, Distrik Sausapor, Kabupaten Tambrauw, Provinsi Papua Barat, Selasa (6/12/2022).

Kepala Distrik Sausapor, Kristina Yekwam, S.Sos mewakili Pemerintah Daerah Kabupaten Tambrauw membuka secara resmi kegiatan sosialisasi Musdat Lembaga Masyarakat Adat Tambrauw. 

Dari pantauan wartawan selama diskusi, memang sempat terjadi perdebatan antara warga masyarakat adat Suku Abun, para tokoh adat dan panitia pelaksanaan musdat. Meskipun demikian, pada akhirnya warga masyarakat adat memberikan dukungan terhadap pelaksanaan Musyawarah Adat Lembaga Masyarakat Adat Tambrauw.

Sosialisasi pelaksanaan Musdat Lembaga Masyarakat Adat Tambrauw ini juga dihadiri oleh beberapa pihak, yakni Kepala Distrik Sausapor, Kristina Yekwam, Ketua Lembaga Masyarakat Adat Abun, Nelwan Yeblo, Kepala Suku Miyah, Ignasius Baru, Ketua Lembaga Masyarakat Adat Karoon Tambrauw, Yulius Mirino, tokoh adat, tokoh perempuan dan tokoh pemuda yang ada di wilayah adat Sausapor Raya. 

Ketua Lembaga Masyarakat Adat Suku Abun, Nelwan Yeblo menjelaskan bahwa pembentukan Lembaga Masyarakat Adat Tambrauw ini untuk mengayomi beberapa suku yang ada di Tambrauw, yakni Suku Abun, Miyah, Ireres dan Suku Mpur.

“Lembaga Masyarakat Adat Tambrauw ini dibentuk untuk mengakomodir lembaga adat yang lainnya seperti Lembaga Adat Suku Abun, Miyah, Ireres dan Suku Mpur,” jelasnya dalam sambutan dan arahan yang disampaikan disela-sela sosialisasi yang berlangsung tersebut.

Menurut Nelwan selama ini belum ada perhatian yang serius terhadap para kepala suku dan Lembaga Masyarakat Adat yang ada di masing-masing suku di Tambrauw. Oleh karena itu, maka kehadiran Lembaga Masyarakat Adat Tambrauw nanti dapat mengakomodir semua kepentingan para kepala suku dan lembaga masyarakat adat yang ada di masing-masing suku di Tambrauw. 

“Lembaga Masyarakat Adat Tambrauw yang akan dibentuk ini akan menjadi wadah yang dapat mengakomodir semua kepentingan lembaga adat yang ada di masing-masing suku, para kepala suku, sehingga kedepan bisa mendapatkan perhatian dari pemerintah dan lain sebagainya,” ucapnya. 

Senada dengan itu, Tokoh Masyarakat Abun, Yoel Yesnath mengatakan bahwa persiapan pelaksanaan Musdat Lembaga Masyarakat Adat Tambrauw ini sudah dilakukan sejak 2019. Dalam pertemuan yang berlangsung di Kantor Kampung Sausapor. 

Menurut Yoel, dirinya memang sudah lupa tentang persiapan Musdat Lembaga Masyarakat Adat Tambrauw, tetapi melalui sosialisasi ini dirinya kembali diingatkan mengenai konsep dan gagasan yang telah disepakati pada 2019 untuk membentuk sebuah lembaga adat yang dapat mengayomi semua lembaga adat dan suku yang ada di Tambrauw. 

“Saya terima kasih. Karena ade-ade panitia bisa ingatkan kita kembali, meskipun awalnya saya lupa, tetapi ditingkatkan kembali tentang Musdat Lembaga Masyarakat Adat Tambrauw,” tuturnya. 

Yoel mengajak semua pihak, terutama masyarakat Suku Abun untuk memberikan dukungan terhadap panitia pelaksanaan Musdat Lembaga Masyarakat Adat Tambrauw, sehingga ketika ada yang lupa bisa saling mengingatkan hingga sampai pelaksanaan musdat nanti.

“Ini supaya kita tidak ada perbedaan antara ingat dan lupa, tetapi kata sama-sama selalu ada. Kata sama-sama, kerja sama itu tetap ada,” ajaknya. 

Di tempat yang sama salah satu tokoh masyarakat adat Suku Abun, Nicodemus Yesawin menyampaikan, wadah Lembaga Masyarakat Adat Tambrauw ini akan mendorong aspirasi dari berbagai suku dan distrik yang ada di Kabupaten Tambrauw. Tujuannya adalah untuk pemerataan pembangunan yang ada di masing-masing wilayah adat suku di negeri penyu belimbing tersebut.

“Saya percaya bahwa inilah yang harus kita jalankan, tetapi kembali ke masing-masing dewan adat suku dan kepala suku yang ada di Suku Abun, Miyah, Ireres dan Suku Mpurm,” ujarnya. 

Nicodemus mengatakan, Kabupaten Tambrauw telah hadir untuk semua masyarakat adat dari masing-masing suku yang ada di Tambrauw. Oleh karena itu, kebersamaan ini harus tetap terjaga. 

“Kabupaten ini hadir untuk kita semua dan bukan untuk satu atau dua orang. Yang baik mari kita jalankan dan yang tidak baik kita harus lepaskan,” katanya.

Sementara itu, Ketua Panitia Musdat Lembaga Masyarakat Adat Tambrauw, Paulinus Baru, ST., M.URP menjelaskan bahwa pihaknya melakukan sosialisasi dibeberapa wilayah adat yang ada di Kabupaten Tambrauw sebelum pelaksanaan musyawarah adat.

“Kami melakukan sosialisasi ini dibeberapa wilayah adat, yaitu hari ini (kemarin-red) di wilayah Sausapor Raya, di wilayah Fef Raya, wilayah Kebar Raya dan wilayah Saukorem Raya,” jelasnya. 

Paulinus menyampaikan, kehadiran Lembaga Masyarakat Adat Tambrauw ini akan menjadi lembaga koordinasi dan menampung aspirasi masyarakat adat yang ada di maling-masing wilayah adat suku di Kabupaten Tambrauw. 

“Ini wadah koordinasi yang dapat menghimpun masing-masing suku yang ada di Kabupaten Tambrauw, sehingga kepentingan masyarakat adat dari masing-masing suku kedepan bisa diperjuangkan secara bersama-sama,” ujarnya.

Alumnus Magister Planologi (Tata Kota) Universitas Gajah Mada ini menyatakan bahwa rencana pembentukan Lembaga Masyarakat Adat Tambrauw ini sebenarnya sudah lama dirindukan oleh para kepala suku dan masyarakat adat di masing-masing wilayah adat, namun baru terealisasi pada akhir tahun ini dan awal tahun depan pelaksanaannya. 

“Kami ini panitia yang ketiga. Sebelumnya sudah ada panitia pertama dan kedua, tetapi bubar dengan sendirinya, sehingga kami dibentuk oleh para kepala dewan adat dan para kepala suku di Tambrauw tahun 2019 untuk menyiapkan Musdat Masyarakat Adat Tambrauw. Pelaksanaannya baru terealisasi pada akhir tahun ini dan awal tahun depan pelaksanaan musdat ya,” kata Paulinus. 

Paulinus mengatakan, pihaknya selaku panitia terbuka dengan semua pihak selama persiapan hingga pelaksanaan musdat. Bahkan, ia meminta kepada tokoh pemuda dari masing-masing wilayah adat untuk bergabung dalam tim guna mempersiapkan secara bersama-sama Musdat Lembaga Masyarakat Adat Tambrauw. 

“Kami panitia terbuka untuk semua pihak. Kami juga mengajak para tokoh pemuda untuk bersama-sama kami untuk bergerak bersama dalam memberikan ide, pemikiran dan terlibat langsung mempersiapkan berbagai hal guna mensukseskan pelaksanaan Musdat Lembaga Masyarakat Adat Tambrauw pada tanggal 19-21 Januari 2023 mendatang,” ucapnya. 

Akhir dari kegiatan sosialisasi ini, para tokoh adat, tokoh pemuda dan tokoh pemuda serta masyarakat adat yang hadir melakukan foto bersama dan bersalaman bersama sebelum meninggalkan lokasi sosialisasi musdat tersebut.

Pewarta : Tomi.

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini