Teluk Bintuni, Indikatorpapua.com – Meskipun dihadapkan pada berbagai kendala yang menghambat produktivitas pertanian, petani di Kampung Banjar Ausoy, Kabupaten Teluk Bintuni, tetap setia bertahan. Kaiman, seorang petani berusia 60-an tahun, mengungkapkan keluhannya terkait kondisi sawahnya. Jumat (19/4/2024).
Kurangnya pasokan obat-obatan tanaman untuk mengatasi gangguan hama, kelangkaan pupuk, dan masalah pengairan menjadi hambatan utama dalam usahanya memenuhi kebutuhan pangan masyarakat.
Meskipun demikian, Kaiman tetap gigih merawat tanamannya dengan sabar. Dia menyatakan keprihatinannya atas menurunnya minat bertani, khususnya di kalangan generasi muda. Namun, petani tua seperti Pak Tukiman tetap bertahan untuk menjaga tradisi dan memastikan pasokan pangan tetap terjaga.
Kaiman menjelaskan bahwa pada lahan seluas setengah hektar, musim panen yang menghasilkan kualitas bagus biasanya mencapai 60 karung atau sekitar 1 ton padi.
Terpisah, Ketua kelompok tani Jaya Makmur, Kasirin menyampaikan bahwa harga pupuk Urea saat ini sebesar Rp 112,500 ribu per sak (pupuk subsidi), sementara pupuk jenis belum tersedia di pasaran. Meskipun dihadapkan pada berbagai tantangan, petani di Teluk Bintuni tetap berjuang untuk menjaga ketahanan pangan lokal.