5.6 C
New York
Senin, Januari 13, 2025

Buy now

Kesbangpol Papua Barat Gelar Sosialisasi Gerakan Nasional Revolusi Mental Di Teluk Bintuni

Gerakan nasional revolusi mental dengan didukung komitmen yang jelas, tegas dan terukur, masalah wawasan kebangsaan yang berujung pada tetap tegak dan utuhnya NKRI, bersama rakyat siap mengorbankan jiwa dan raganya guna menjaga kedaulatan dan keutuhan NKRI”

Indikatorpapua.com | Bintuni – Bertempat di aula Kantor urusan Agama, Distrik Bintuni, Badan kesatuan bangsa dan politik (Kesbangpol) Provinsi Papua Barat melaksanakan kegiatan Sosialisasi Gerakan Nasional Revolusi Mental, Selasa (11/10/2022).

Kabid Ideologi Wasbang dan karakter Bangsa Provinsi Papua Barat. Bernard Jitmau dalam sambutannya mengatakan hidup bersama itu ialah cara bangsa indonesia yang lahir dari gerakan nasional revolusi mental sebagai kekayaan bangsa dalam keanekaragaman suku, budaya, bahasa dan daerah.

Daerah yang tersebar luas dalam ribuan pulau perlu menyepakati suatu cara hidup bersama dalam kebhinekaan sebagai warga negara suatu bangsa. Salah satu cara pandang dan pikir tentang diri serta lingkungan dalam mencapai tujuan bersama, yaitu gerakan nasional, revolusi mental tujuan nasional.

Cara pandang yang dimaksud bagi bangsa Indonesia ialah revolusi mental wawasan yang mengacu pada kondisi dan konstelasi geografi, sosial budaya, serta faktor kesejahteraan dan perkembangan lingkungan.

Dengan demikian, konsepsi yang terkandung didalamnya merupakan simpulan dari pengalaman masa lalu dan lingkungannya yang relevan saat ini serta valid di masa mendatang, sehingga dapat dijadikan acuan dalam melakukan interaksi antar komponen bangsa dalam hidup bersama dan berdampingan revolusi mental yang damai dan saling bermanfaat.

“Bangsa indonesia yang sudah bernegara merupakan suatu kenyataan yang tergolong sangat unik, ternyata bangsa ini berkembang maju hingga saat ini,hal ini dimungkinkan karena ada faktor revolusi mental pendorong pengikat yang kuat” ucap Bernard Jitmau

Konsepsi wawasan nusantara mengandung faktor-faktor dimaksud, yang bila diimplementasikan dapat memperkuat dorongan dan ikatan yang mewujudkan gerakan nasional revolusi mental persatuan dan kesatuan bangsa, yang dijiwai rasa kekeluargaan, persaudaraan dan kebersamaan sehingga terpeliharanya kesatuan wilayah Nasional.

Kondisi yang tercipta dari ideologi pancasila, dalam revolusi mental ketahanan nasional dengan kewaspadaan serta wawasan nusantara, selanjutnya dapat dibangun dan dilaksanakan pembangunan nasional, yang memungkinkan tercapainya tujuan nasional sesuai dengan harapan bersama gerakan nasional revolusi mental, cara pandang cara berpikir tujuan Nasional.

“Revolusi mental sebagai landasan Pancasila dan UUD 1945 merupakan landasan revolusi mental wawasan nusantara karena dalam pembukaan UUD 1945 tercantum pancasila yang mengandung nilai-nilai universal dan lestari dan dapat digunakan sebagai acuan rumusan, konsep, prinsip, dan cara pandang yang nusantara” kata Bernard Jitmau

Dengan demikian, wawasan nusantara merupakan perwujudan pesan-pesan dalam pembukaan UUD 1945 dalam kehidupan masyarakat, berbangsa, dan bernegara, selain dari pada itu wawasan kebangsaan mengandung nilai-nilai yang berkaitan dengan pemanfaatan ruang negara sebagai suatu wilayah kekuatan negara, penduduk negara sebagai potensi sumber daya manusia maupun sumber daya alamnya yang melimpah.

“Gerakan Nasional revolusi mental mengandung nilai-nilai tersebut dikelompokkan dalam lima pokok, yaitu gerakan Indonesia melayani, gerakan indonesia bersih, gerakan Indonesia tertib, gerakan Indonesia mandiri ,gerakan Indonesia bersatu sebagai penghargaan terhadap harkat dan martabat bangsa Indonesia yang harus dipertahankan dan dapat ditingkatkan” jelas Bernard Jitmau

Guna memiliki kekuatan tekad tujuan maupun cita-cita nasional, tempat mempertahankan dan memperjuangkan kepentingan nasional yang pada hakikatnya adalah kepentingan keamanan dan kesejahteraan guna mempertahankan persatuan dan kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah, tanah air dan bangsa.

Kemudian menurutnya, kesepakatan tentang cara pencapaian gerakan nasional revolusi mental tujuan nasional yang merupakan himpunan nilai-nilai yang meliputi bersatu, berdaulat, adil dan makmur yang menjadi fondasi untuk memperkokoh persatuan dan kesatuan NKRI.

Adapun pembahasan atas nilai-nilai gerakan nasional revolusi mental wawasan kebangsaan itu diurai melalui pemahaman nilai-nilainya.

Oleh sebab itu tujuan nasional berwawasan kebangsaan adalah menjadi kewajiban setiap warga negara, sehingga terbentuklah sikap moral yang kuat, guna ikut berpartisipasi dalam rangka memperkokoh persatuan dan kesatuan NKRI.

Dan saat ini kita telah memasuki era globalisasi, transparansi dan reformasi yang sedang menguji keberadaan bangsa indonesia, tanpa disadari keadaan tersebut telah mampu menggeser nila-nilai bangsa yang selama ini terpatri kuat dan menjiwai kehidupan berbangsa, bernegara dan bermasyarakat.

“Gerakan nasional revolusi mental nilai-nilai kebangsaan yang terkandung dalam pancasila tidak lagi menjadi bagian yang harus dimengerti, dipahami dan diamalkan dalam kehidupan bermasyarakat, sebaliknya telah menjurus kearah kehidupan individualistik dan materialistik yang mengakibatkan semakin jauh dari nilai-nilai jati diri, kepribadian dan keimanan bangsa indonesia.” kata Bernard Jitmau

Gerakan nasional revolusi mental kecenderungan semakin memudarnya wawasan kebangsaan tercermin dari perilaku hidup yang semakin memprihatinkan, sentimen dan fanatisme suku, ras dan antar golongan semakin menonjol sehingga seringkali rentan terhadap terjadinya gesekan-gesekan dan konflik bernuansa “SARA” diberbagai daerah.

Kondisi tersebut diperparah oleh perbuatan sebagian kelompok masyarakat yang secara sadar menjual bangsanya sendiri kepada bangsa asing dengan menguasai isu-isu HAM, demokratisasi dan lingkungan hidup untuk kepentingan sesaat, tanpa mempertimbangkan kepentingan bangsa yang lebih besar.

Sulit rasanya bagi bangsa indonesia untuk kembali bangkit dari keterpurukan saat ini ditengah deras masuknya faham asing yang bertentangan dengan faham Pancasila sehingga ancaman terjadinya disintegrasi bangsa tanpa disadari telah mengancam sendi-sendi kehidupan bangsa indonesia.

Gerakan nasional revolusi mental pancasila sebagai ideologi, falsafah, pandangan hidup dan alat pemersatu bangsa telah mampu mempersatukan keberagaman bangsa indonesia selama kurun waktu 77 tahun dalam sebuah wadah negara kesatuan republik indonesia mulai terusik keberadaannya.

“Pancasila tidak lagi menjadi bagian yang harus dipahami, dimengerti dan diamalkan oleh setiap anak bangsa terutama sejak digulirkannya era reformasi. indikasi tersebut dapat dirasakan bahwa paham kebangsaan yang telah diproklamirkan pada tanggal 17 agustus 1945 didasari perasaan senasib dan sepenanggungan, kerelaan berkorban dan semangat patriotisme tidak lagi tertanam dalam hati sanubari setiap anak bangsa sehingga membuat bangsa indonesia semakin lemah dan rentan terhadap terjadinya bentrokan-bentrokan bernuansa sara” kata Bernard Jitmau

Semangat kebangsaan dan wawasan kebangsaan yang merupakan motivasi untuk mempertahankan negara kesatuan republik indonesia semakin memudar tidak lagi terpancar dalam perilaku kehidupan bangsa sehingga keengganan membela dan mempertahankan bangsa dari berbagai kemungkinan ancaman tidak lagi menjadi tanggung jawab bersama seluruh komponen bangsa. ditambah lagi paham komunis yang dulunya merupakan bahaya laten yang harus tetap kita waspadai, kini masyarakat sudah kurang peka bahkan cenderung tidak memperdulikan lagi.

Sehingga mereka bebas mengekspresikan keberadaanya serta terbuka untuk masuk keberbagai lini melalui partai partai yang ada saat ini dan sungguh sangat memperihatinkan.

Selain dari pada itu kondisi politik yang sangat lemah akibat lengsernya “kepemimpinan nasional” mengakibatkan rentannya kondisi politik bangsa indonesia saat itu, demikian juga kondisi ekonomi yang melanda bangsa indonesia yang telah membuat semakin menambah beban kehidupan masyarakat.

“Gerakan nasional revolusi mental dengan didukung komitmen yang jelas, tegas dan terukur, masalah wawasan kebangsaan yang berujung pada tetap tegak dan utuhnya NKRI, bersama rakyat siap mengorbankan jiwa dan raganya guna menjaga kedaulatan dan keutuhan NKRI” pungkas Bernard Jitmau.

Pewarta : Wawan

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Stay Connected

0FansSuka
3,913PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan
- Advertisement -spot_img

Latest Articles

Bintuni. Pada momentum kelahiran Nabi besar Muhammad SAW 12 Robbiul awal 1443 H / 2021 M Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Teluk Bintuni Ahmad Subuh Refideso, S.HI mengajak seluruh lapisan warga masyarakat khususnya umat muslim yang berada di Kabupaten Teluk Bintuni agar dapat mengambil Hikmah dari nilai-nilai yang terkandung di dalamnya."Peringatan Maulid Nabi ini tentunya merupakan refleksi umat Islam terhadap Baginda tercinta Rosulullah SAW, atas kelahirannya, maupun perjuangannya dalam syiar Islam" kata Subuh. Senin (25/10/2021).Diungkapkan Subuh Refideso, peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW juga memiliki makna dan tujuan yang positif, baik yang dilaksanakan oleh tiap-tiap Pengurus Takmir Masjid, lembaga-lembaga kerukunan kemasyarakatan lainnya, ini semua patut diteladani oleh setiap umat muslim."Saya mewakili seluruh pengurus MUI memberikan Apresiasi dan mensupport kepada lapisan masyarakat yang telah berjibaku untuk meneladani kelahiran dan perjuangan Baginda Rasulullah SAW" ungkapnya.Ahmad Subuh Refideso juga menjelaskan, giat Maulidur Nabi Muhammad SAW juga mengajarkan kita hubungan sesama mahluk ciptaanNYA maupun hubungan kepada sang Pencipta, yang tentunya demi terwujudnya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara."Hablum Minallah, Hablum Minannas" jelas SubuhSubuh juga berharap kepada Pemerintah Daerah seyogyanya dapat memberikan support dan dukungannya atas semua kegiatan-kegiatan keagamaan yang dilakukan, karena ini merupakan bagian dari visi misi Kepala Daerah khusus Pembangunan dibidang Keagamaan.
Total
0
Share