(foto) : kedua dari kiri gambar Ustad Rahman Urbun, Ketua MUI Teluk Bintuni
Teluk Bintuni, Indikatorpapua.com – Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Teluk Bintuni, Ustad Rahman Urbun, mendapat sorotan tajam dari masyarakat setelah beredar kabar bahwa dirinya diduga terlibat dalam politik praktis. Isu ini mencuat setelah foto yang menunjukkan Ustad Rahman Urbun berpose dengan simbol nomor urut salah satu pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Teluk Bintuni dalam kampanye tertutup Pemilukada 2024 tersebar luas di media sosial, khususnya di sejumlah grup WhatsApp.
Kabar tersebut menuai reaksi dari warga, terutama umat Islam di Teluk Bintuni, yang menyayangkan tindakan tersebut. Mereka berharap, sebagai seorang tokoh agama yang memiliki tanggung jawab moral dan etika dalam organisasi MUI, Ustad Rahman Urbun seharusnya bersikap netral dan independen.
Hal ini senada dengan pernyataan Wakil Presiden Ma’ruf Amin, yang juga Ketua Dewan Pertimbangan MUI, yang menegaskan pentingnya MUI tetap menjaga netralitas dalam situasi politik, terutama menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.
Menanggapi kritik ini, pada Selasa (15/10/2024), Ustad Rahman Urbun memberikan klarifikasi dan permohonan maafnya kepada umat Islam di Teluk Bintuni. Ia menegaskan bahwa kehadirannya dalam kegiatan kampanye tertutup tersebut adalah dalam kapasitas pribadi sebagai warga negara, bukan sebagai perwakilan MUI.
“Saya menghadiri acara tersebut atas nama pribadi dan tidak membawa organisasi MUI dalam kegiatan tersebut,” jelasnya.
Ia juga menambahkan bahwa setiap warga negara, termasuk dirinya, memiliki hak politik yang dijamin oleh konstitusi. Namun, ia tetap meminta maaf jika tindakannya tersebut menimbulkan ketidaknyamanan di kalangan masyarakat dan umat Islam.
“Saya memohon maaf kepada seluruh umat Islam, khususnya di Teluk Bintuni, jika tindakan saya dianggap tidak pantas. Ke depannya, saya akan lebih berhati-hati dalam bersikap agar tidak menimbulkan kesalahpahaman,” ujar Ustad Rahman Urbun.
Peristiwa ini menjadi pengingat akan pentingnya tokoh agama untuk menjaga independensi dan kehati-hatian dalam setiap tindakan yang dapat memengaruhi persepsi publik, terutama menjelang pesta demokrasi yang kian dekat.
Pewarta : Wawan.