11.4 C
New York
Selasa, November 19, 2024

Buy now

Pojok Permainan Tradisional, Budaya Anak Indonesia Era 1970 an Yang Hampir Punah

Indikatorpapua.com | Bintuni – Keceriaan terpancar dari raut wajah sejumlah pelajar tingkat sekolah dasar. Mengisi waktu senggang saat jam istirahat sekolah tiba, asyik menikmati permainan tradisional yang hampir punah dimakan oleh zaman.

Soal permainan, mungkin anak-anak jaman sekarang akan lebih banyak membicarakan nama video game atau permainan modern lainnya. Sementara, pada tahun 1970-an permainan tradisional banyak dimainkan oleh anak-anak Indonesia.

Munculnya sejumlah alat teknologi membuat permainan tradisional tergeser. Padahal, permainan tradisional lebih mudah, hemat biaya, mengutamakan kebersamaan, kecerdasan, dan ketangkasan.

Berikut sejumlah permainan tradisional anak Indonesia di era tahun 1970an yang perlu dilestarikan diantaranya, lompat karet, kelereng, layang-layang, congklak, ular naga, hompimpa, gasing, egrang, petak umpet, dan gobang sodor.

Rabu (23/11/2022), Pewarta media ini mencoba menyimak, selain permainan tradisional diatas, “Stik” yang berasal dari kayu eskrim, dimanfaatkan juga oleh anak Indonesia sebagai sarana hiburan, dengan cara main, siapa yang dahulu menindih batang stik milik rekan mainnya, dengan cara menepuk kedua telapak tangan ke lantai, sehingga angin yang dihasilkan dapat menggerakkan kayu stik, dialah yang menang dalam permainan tersebut.

“Ini namanya permainan stik, om, ini seru,” ujar Samuel seorang Pelajar sekolah dasar yang sedang menikmati jalannya permainan bersama rekan sebayanya sambil tersenyum.

Pewarta : Wawan.

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Stay Connected

0FansSuka
3,913PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan
- Advertisement -spot_img

Latest Articles

Bintuni. Pada momentum kelahiran Nabi besar Muhammad SAW 12 Robbiul awal 1443 H / 2021 M Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Teluk Bintuni Ahmad Subuh Refideso, S.HI mengajak seluruh lapisan warga masyarakat khususnya umat muslim yang berada di Kabupaten Teluk Bintuni agar dapat mengambil Hikmah dari nilai-nilai yang terkandung di dalamnya."Peringatan Maulid Nabi ini tentunya merupakan refleksi umat Islam terhadap Baginda tercinta Rosulullah SAW, atas kelahirannya, maupun perjuangannya dalam syiar Islam" kata Subuh. Senin (25/10/2021).Diungkapkan Subuh Refideso, peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW juga memiliki makna dan tujuan yang positif, baik yang dilaksanakan oleh tiap-tiap Pengurus Takmir Masjid, lembaga-lembaga kerukunan kemasyarakatan lainnya, ini semua patut diteladani oleh setiap umat muslim."Saya mewakili seluruh pengurus MUI memberikan Apresiasi dan mensupport kepada lapisan masyarakat yang telah berjibaku untuk meneladani kelahiran dan perjuangan Baginda Rasulullah SAW" ungkapnya.Ahmad Subuh Refideso juga menjelaskan, giat Maulidur Nabi Muhammad SAW juga mengajarkan kita hubungan sesama mahluk ciptaanNYA maupun hubungan kepada sang Pencipta, yang tentunya demi terwujudnya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara."Hablum Minallah, Hablum Minannas" jelas SubuhSubuh juga berharap kepada Pemerintah Daerah seyogyanya dapat memberikan support dan dukungannya atas semua kegiatan-kegiatan keagamaan yang dilakukan, karena ini merupakan bagian dari visi misi Kepala Daerah khusus Pembangunan dibidang Keagamaan.
Total
0
Share