22.1 C
New York
Kamis, September 19, 2024

Buy now

Peringati HAM Internasional, DAP Wilayah III Doberay Gelar Diskusi Bertajuk Kegagalan Otsus Dalam Menyelesaikan HAM Papua

Indikatorpapua.com| Manokwari-Dalam rangka peringatan Hari Hak Asasi Manusia HAM Internasional ke 72 Dewan Adat Papua bersama elemen pergerakan Papua menggelar diskusi di Kantor Dewan Adat Papua Jalan Pahlawan, Sanggeng Manokwari.

Diskusi dengan tema Konektivitas peneyelsaian pelanggaran ham dalam  Jamonan Otonomi Khusus (Otsus) Papua dengan menampilkan sejumlah Narasumber diantaranya Ketua Parlemen Jalanan (Parjal) Papua Barat, Ronald Mambieuw, Aktivis Pergerakan Papua, Septi Meidodga,  Pegiat Hukum di Manokwari Metusalak Awom, dan Pimpinan Redaksi Indikatorpapua.com Adlu Raharusun serta Plt. Ketua DAP Wilayah III Doberay Zakarias Horota.

Dalam materi yang di sampaikan Ketua Parlemen Jalanan, Ronald Mambieuw mengatakan Otonomi Khusus diberikan untuk melindungi mereka, Pelaku yang membunuh Orang Papua.

“Otsus diberikan kepada kita untuk melindungi pelaku yang tembak kita di hutan, pelaku yang tembak kita di Birokrasi Pemerintahan” kata Ronald dalam diskusi yang digelar Kamis (10/12-2020).

Sementara Septi Meidodga, Aktivis Papua mengatakan, retivikasi Hak Asasi Manusia untuk melindung hak asasi Manusia di seluruh dunia, terlebih khusus Negara-negara yang merdeka dibawah naungan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB)

Dikatakan bahwa kesepakatan HAM lahir melalui deklarasi universal yang di canangkan pada Tanggal 10 Desember 1948, hal tersebut sebagai histori untuk dapat dicerna oleh generasi saat ini.

“Pelanggaran Ham di tanah Papua bukan terjadi di Tahun 2020 atau di tahun 2008, atau setiap peristiwa Politik tetapi terjadi pelanggaran ham sejak lahirnya embrio sebuah negara Papua Barat” tutur Septi Meidodga.

Dikatakan oleh Septi bahwa Awal pelanggaran ham dilakukan oleh Negara melalui Institusi-institusi dalam hal ini TNI Polri, termasuk kementrian yang tergabung sebagai satu kesatuan dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Disisi lain, Praktisi Hukum Metusalak Awom mengatakan, proses pelanggaran Ham di tanah Papua hanya bisa di selesaikan di atas Tahun 1999 dimana UU tentang Hak Asasi Manusi HAM di undangkan dengan 39 Tahun 1999.

“Sejumlah kasus pelanggaran HAM di tanah Papua pernah kita lakukan uji materi di pengadilan namun ternyata mentok” katanya.

Metusalak juga meminta agar pentingnya menghormati kepemimpinan Adat di egah saat ini Orang Papua semakin terpinggirkan.

Pimpinan Redaksi Indikatorpapua.com Adlu Raharusun, dalam materinya menyampaikan tentang persoalan Papua yang jarang di naikan dalam pemberitaan masa media, terutama media lokal.

Persoalan Pelanggaran Ham di tanah Papua kerap tidak terpublis dewasa ini, kendatipun ada hanya pada momomentum, sementara upaya penyelesaian HAM harus di dorong secara kontinu oleh media masa sehingga menjadi perhatian para pengambil kebijakan.

Semantara Plt Ketua DAP wilayah III Doberay mengingatkan Masyarakat Papua tentang hak kepemilikan tanah yang harus di pertahankan ditengah gempuran Investasi yang terus masuk di Tanah Papua.

“Kebenaran akan bangkit dan  menemukan jalanyà sendiri pada saatnya”kata  Zakarias Horota,

Selain penyampaian Materi, digelar Mimbar bebas dalam peringatan HAM Internasional, Alexander Nekenem, mengatakan, Orang Papua tidak butuh kesejahteraan, yang dibutuhkan adalah pertolongan atau di selamatkan

“Orang Papua tidak butuh kesejahteraan, tanpa pemerintah bawah beras orang papua sudah bisa buat kebun hari ini sistim membuat orang papua jadi bodok dan jadi malas. Orang Papua butuh di selamatkan” tegas Alex Nekenem dalam orasi Mimbar bebas.

Peringatan Hari HAM Internasional di mulai pukul 19.00 Wit di awali dengan doa pembuka, dan berakhir sekitar pukul 22.00 wit (IP.02)

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Stay Connected

0FansSuka
3,913PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan
- Advertisement -spot_img

Latest Articles

Bintuni. Pada momentum kelahiran Nabi besar Muhammad SAW 12 Robbiul awal 1443 H / 2021 M Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Teluk Bintuni Ahmad Subuh Refideso, S.HI mengajak seluruh lapisan warga masyarakat khususnya umat muslim yang berada di Kabupaten Teluk Bintuni agar dapat mengambil Hikmah dari nilai-nilai yang terkandung di dalamnya."Peringatan Maulid Nabi ini tentunya merupakan refleksi umat Islam terhadap Baginda tercinta Rosulullah SAW, atas kelahirannya, maupun perjuangannya dalam syiar Islam" kata Subuh. Senin (25/10/2021).Diungkapkan Subuh Refideso, peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW juga memiliki makna dan tujuan yang positif, baik yang dilaksanakan oleh tiap-tiap Pengurus Takmir Masjid, lembaga-lembaga kerukunan kemasyarakatan lainnya, ini semua patut diteladani oleh setiap umat muslim."Saya mewakili seluruh pengurus MUI memberikan Apresiasi dan mensupport kepada lapisan masyarakat yang telah berjibaku untuk meneladani kelahiran dan perjuangan Baginda Rasulullah SAW" ungkapnya.Ahmad Subuh Refideso juga menjelaskan, giat Maulidur Nabi Muhammad SAW juga mengajarkan kita hubungan sesama mahluk ciptaanNYA maupun hubungan kepada sang Pencipta, yang tentunya demi terwujudnya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara."Hablum Minallah, Hablum Minannas" jelas SubuhSubuh juga berharap kepada Pemerintah Daerah seyogyanya dapat memberikan support dan dukungannya atas semua kegiatan-kegiatan keagamaan yang dilakukan, karena ini merupakan bagian dari visi misi Kepala Daerah khusus Pembangunan dibidang Keagamaan.
Total
0
Share