“Untuk tarif satu kali perjalanan Bintuni menuju ke Manokwari sejak dulu masih tetap Rp 500 ribu perorang kalau carter Rp 2 juta satu kali jalan”
Indikatorpapua.com | Bintuni-Pengguna jasa angkutan antar daerah terutama jalur darat di Teluk Bintuni, Papua Barat, menurun dan hal ini membawa dampak signifikan bagi pendapatan para supir mobil double gardan.
“Jalur darat sudah terhubung antara Bintuni, Manokwari, Wasior , Sorong dan Nabire (Papua). Selama pamdemi Covid-19 jumlah penumpang berkurang, tidak banyak seperti dulu,” kata Firman salah satu supir transportasi darat Manokwari ke Bintuni, Senin (27/12).
Firman yang ditemui di tempat mangkal area pasar sentral Teluk Bintuni ini mengutarakan momentum perayaan Natal dan dan tahun baru ini pun tidak berdampak signifikan bagi penghasilan mereka.
“Untuk tarif satu kali perjalanan Bintuni menuju ke Manokwari sejak dulu masih tetap dengan harga Rp 500 ribu perorang kalau carter Rp 2 juta satu kali jalan,” katanya
Para sopir pun melayani penumpang yang ingin duduk di bak belakang. Tarif duduk bak belakang antara Rp 200 hingga Rp 300 ribu perorang.
Selain memuat penumpang, firman juga menerima jasa titip barang dan dokumen atau surat dengan harga per satu kolinya Rp 100 ribu.
“Karena tanggung jawabnya besarkan, dan kita juga tidak terlalu patok harga terkait titip barang,” kata Firman lagi.
Diakui Firman, pihaknya cukup terbantu dengan adanya calo yang membantu mencari calon penumpang. Untuk satu penumpang para calo memperoleh upah Rp 100 ribu.
Selain melayani penumpang rute Bintuni- Manokwari, ia pun terkadang melayani penumpang menuju Nabire, Wasior, dan Sorong.
“Kalau dari Buntuni ke Nabire biasa ditempuh dengan waktu 1 kali 24 jam, dengan ongkos perjiwa Rp 1,5 juta, bila carter Rp 15 juta satu kali trayek. Jalan lintas antar kota-kabupaten di Papua Barat belum semua teraspal,” bebernya
Suka dukanya profesi sebagai supir transportasi darat, Firman juga telah merasakannya seperti terjadinya kerusakan kendaraan dalam masih tengah perjalanan. Bila hal itu terjadi maka ia harus menunggu kendaraan lain melintas kemudian minta pertolongan.
“Itu kan sudah konsekuensi pekerjaan sebagai Supir” ujarnya
Firman juga berharap semoga masa pandemi cepat berakhir, agar perekonomian yang kini lesu kembali pulih. | Laporan Wawan Gunawan