Indikatorpapua.com|BINTUNI-Fransiskus Lusianak salah satu tokoh Pemuda Katolik Teluk Bintuni berucap syukur dan berterima kasih karena telah dilibatkan menjadi salah satu Narasumber dalam Perayaan Syukur dan Dialog Publik dalam rangka HUT Teluk Bintuni ke-18 yang diselenggarakan Komisiriat Cabang (Komcab) Pemuda Katolik Teluk Bintuni.
Menurut Pria Kelahiran Bintuni, 20 Juli 1975 tepatnya di Tahiti ini mengatakan, kegiatan ini menjadi sejarah pertama kali bagi Organisasi Pemuda Katolik Teluk Bintuni yang patut diapresiasi sebagai sinergitas dan kepekaan terhadap pemerintah dan masyarakat secara khusus dalam rangka HUT Teluk Bintuni tahun ini, ujarnya kepada wartawan, Sabtu (12/6/2021)
Euoforia dengan perayaan yang sangat unik mewarnai acara syukur ini yang dirangkaikan dengan Dialog Interaktif dengan menghadirkan Tokoh Pemekaran dan Pemerintah serta Tokoh Politik dan Wirausahawan Muda Asli Moskona.
Sub Tema “Sa Bangga jadi pemuda Bintuni” yang dipilih dimaknai sebagai berikut :
1. BANGGA menjadi Penduduk Bintuni karena sumber daya alamnya berkontribusi dalam pembangunan nasional.
2. BANGGA karena alamnya (mangrove) berkontribusi sebagai “paru paru dunia”.
3. BANGGA karena secara politik penduduk Bintuni telah mendudukkan 5 wakilnya di DPRD Provinsi Papua Barat periode tahun 2019.
Namun semua kabanggaan tersebut akan sirna jika sebagai Pemuda Bintuni umumnya dan Pemuda Katolik pada khususnya tidak peka terhadap kondisi dan kebutuhan masyarakat, bersifat pasif dan tidak terlibat dan tidak berperan dalam pembangunan daerah di segala bidang.
Pemuda Katolik sebagai pewaris gereja yang hadir di tengah masyarakat harus memiliki integritas moral dan kebijaksanaan serta merefleksikan diri dalam menjalankan tugas dan peran masing-masing. Selain sebagai sumbangsih terhadap pembangunan, hal ini juga akan menjadi kesempatan dalam proses pembelajaran guna menyiapkan diri menjadi pribadi yang lebih baik dan bermanfaat.
Aktif dan berkontribusi dalam penyelenggaraan di pemerintahan maupun non pemerintahan seperti keterlibatan dalam PEMILU, PILPRES dan PILKADA juga seperti menjadi fasilitator PKH, BSPS dan Pendamping Dana Desa adalah contoh-contoh kongkrit yang dapat dilakukan Pemuda Katolik.
Kita patut bersyukur dan bangga atas dedikasi yang telah dilakukan oleh Ketua Pemuda Katolik Teluk Bintuni ( Yustina Ogoney) yang sekaligus sebagai Kepala Distrik Merdey dengan diterbitkannya pengakuan Hak atas Tanah Adat Marga OGONEY melalui PERDA sebagai payung hukum (Regulasi) untuk melindungi Hak Ulayat atas Alam Bintuni secara khusus Suku Moskona.
Ini adalah contoh prestasi dan karya besar dari seorang kader Pemuda Katolik Teluk Bintuni yang harus diteladani dan diapresiasi.
Hal ini merupakan bentuk Pewartaan Injil dan Kerajaan Allah yang harus diperjuangkan, dengan mengeliminasi bentuk-bentuk ketidakadilan sosial dan berdaya guna untuk menciptakan kehidupan masyarakat yang adil dan makmur.
Akhir dari dialog ini pun melahirkan REKOMENDASI yang harus disampaikan dan ditindaklanjuti oleh PEMDA Teluk Bintuni bahwa Kabupaten Teluk Bintuni harus memiliki Dokumen Asli tentang Sejarah Pemekaran Kabupaten Teluk Bintuni yang akan menjadi landasan fundamental bagi setiap kepala daerah yang menjabat agar visi misi berpedoman pada gagasan, konsep dan tujuan perjuangan para tokoh pemekaran / pendiri kabupaten ini..
Dokumen asli tersebut harus melalui uji publik, sehingga sejarah kabupaten ini wajib diketahui dan dikenang oleh generasi penerus di tanah Sisar Matiti ini, harap politisi PDIP ini.|Laporan:Wawan Gunawan