Indikatorpapua.com|Jayapura-Sejak Covid-19 menjadi pandemi global yang entah kapan berakhir, Wabah ini mengubah banyak struktur kehidupan. Orang-orang dihimbau untuk tetap di rumah sebagai salah satu protokol kesehatan. Termasuk pelaksanaan proses pendidikan anak pun dari rumah.
Proses pendidikan dari rumah atau dikenal sebagai school from home, pembelajaran jarak jauh butuh beragam pendukung dalam pelaksanaannya, seperti ketersediaan Jaringan Seluler, kuota Internet, gawai, aplikasi, dan literasi digital baik dari si anak maupun orangtua yang mendampinginya.
Pembelajaran jarak jauh atau PJJ tidak relevan bagi anak-anak Papua, terutama anak-anak di pedalaman, seperti di Distrik Sinak Salah satu Kabupaten di Papua, Kabupaten Puncak Jaya. Dari segi mobilitas, Daerah tersebut sangat sulit dicapai.
Letda Inf Sena Nurjabbar, Komandan Pos (Danpos) Sinak Modern, terpaksa harus bekerja ganda, selain bertugas menjaga teritorial, ia pun menyambangi anak-anak dari Rumah ke rumah untuk membantu memberikan pelajaran bagai seorang Guru pada Jumat (18/12/2020).
Sementara Danyon Raider 500/Sikatan sebagai Dansatgas Pam Rahwan di Daerah Puncak jaya Letkol Inf Yoki Malinton S.H. Tr.(Han) mengatakan
“Syarat-syarat yang dibutuhkan dalam PJJ tidak relevan dan mustahil dipenuhi di distrik-distrik pedalaman Puncak Jaya. mendapat fasilitas listrik tidak 24 jam, kalau pasukan solar kurang bisa padam berhari-hari.” Tuturnya.
“Listrik Daerah itu hanya menyala 12 jam dalam satu hari. Kampung dan distrik lainnya yang lebih pedalaman, tidak ada listrik sama sekali. Itu baru soal listrik.”ungkap Letkol Yoki.
Dikatakan, Sinyal internet merupakan peran utama dalam PJJ untuk bisa melakukan koneksi ke aplikasi belajar seperti Zoom, Google Meet, Google Classromm. Namun sinyal di Sinak, sudah jelas tidak akan kuat untuk mengakses aplikasi-aplikasi itu.
Provider yang mampu ‘hidup’ di sana hanya Telkomsel, tapi sinyalnya pun sangat parah. Untuk berkirim pesan teks saja perlu 2 hari untuk terkirim. Internet yang ‘lumayan’ bisa didapat dengan membeli voucher wifi yang disediakan kios-kios seharga 50 ribu per dua jam dengan kuota tidak sampai 20mb.
Anak-anak Sinak, terutama di distrik pedalaman seperti di Kampung gigobak hampir benar-benar terisolasi. Jangankan untuk memiliki gawai hingga mahir mengoperasikannya. Bahkan untuk memakai sepatu saja mereka tidak bisa. Mereka bertelanjang kaki sampai ada pihak yang memberikan sepatu dan pemahaman bahwa alas kaki penting untuk mereka.”jelasnya
Kondisi pendidikan juga memprihatinkan, tidak akan sulit bagi kita untuk menemukan anak-anak setingkat SMP bahkan SMA yang tidak bisa membaca, tidak mengenal angka dan huruf.
“Tidak perlu jauh pada literasi digital di mana anak-anak pandai mengoperasikan dan dan menemukan solusi dari gawai dan internet. Mereka masih jauh dari itu.” Tutur sang Letkol
Kepala Distrik Sinak Petrus kogoya mengatakan, PJJ yang seperti ini hanya akan ada di Jakarta atau daerah-daerah yang internetnya ekstra kencang dengan kondisi siswa yang berada memiliki gawai dan kuota. Mungkin tidak di Sinak.
“Saya mengucapkan terimakasih kepada TNI dalam hal ini personel Raider 500/Sikatan yang peduli mau mengajar datangi anak-anak kami di rumah-rumah untuk bisa membaca dan menulis”. kata Petrus.
Dikatakan, Banyak Guru-guru dan kepala sekolah yang tidak hadir. Sekolah hanya sebatas bangunan. Pemandangan ini banyak sekali dapat disaksikan di sebagian besar sekolah di kampung.
“Hanya guru dan kepala sekolah yang memiliki hati yang memilih untuk tetap tinggal, sisanya mereka kebanyakan berada di kota dan hanya akan datang ketika ujian.” Tutur Pria yang kerap di sapa Pak Distrik.
Letnan Sena menambahkan Kalaupun sekolah berjalan sempurna dengan guru dan kepala sekolah yang hadir, siswa bisa saja tidak hadir karena tuntutan perut. Mereka harus ikut orang tua mereka ke hutan mencari sagu, ikan, atau berburu babi bermalam di bivak. Dan akan kembali beberapa minggu kemudian.
“Anak-anak ini harus juga memecahkan masalah orang tua mencari makan.
Kami mencoba memberikan pengertian kepada orang tua mereka bahwa Pedidikan itu sangat penting untuk masa depan mereka”.Pungkas Letda Inf Sena Nurjabbar Danpos Sinak Modern.(IP.02)