“Harapan bapak bupati sertifikasi harus dipenuhi seluruh calon guru dan sekarang semua guru harus sertifikasi dan semua harus S1”
Indikatorpapua| Bintuni-Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Muhammadiyah hadir di Teluk Bintuni untuk menjawab kebutuhan guru di daerah tersebut.
Hal ini ditegaskan Ketua Pengelola STKIP Muhammadiyah Manokwari kelas pararel Teluk Bintuni Haris Tahir ditengah pelantikan Pengurus Ikatan Mahasiswa Teluk Bintuni (IMTB), Kamis (20/1).
Selain itu, kata dia, kampus ini hadir guna pemenuhan standar para guru yang akan melakukan sertifikasi terutama guru sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP).
“Guru SD dan SMP yang belum sarjana harus sarjana dulu,” kata Haris.
Ia menyebut, di Teluk Bintuni STKIP menyiapkan dua kelas yakni kelas paralel reguler dan non reguler. Saat ini sudah ada 82 mahasiswa menempuh pendidikan di kampus Teluk Bintuni.
“Semua mengambil kelas reguler, terdiri PGSD ada 48 orang, bahasa Inggris lima, biologi lima, bahasa Indonesia 21, matematika juga lima orang,” ujar Haris.
Menurutnya ada nota kesepahaman yang telah disiapkan. Mamorandum of Understanding (MoU) itu akan ditanda tangani bupati dan pengelola STKIP induk serta pengelola STKIP kelas Bintuni.
“Dengan MoU ini untuk bapak ibu guru yang kelas nonreguler, ada yang kuliah dengan status tugas belajar dan ada juga izin belajar. Dia akan menjalankan tugasnya sebagai guru tetapi dia tetap kuliah,” katanya menambahkan.
Selanjutnya, kata Haris dosen-dosen yang mengajar di kampus STKIP Muhammadiyah Bintuni, adalah dosen yang diangkat pemerintahan daerah. Ada pula guru-guru yang diangkat menjadi asisten dosen.
Asisten III Setda Teluk Bintuni, Izaak Laukoun pada kesempatan yang sama mengatakan mahasiswa STKIP Muhammadiyah merupakan cikal-bakal. Pemerintah daerah harus berfikir, supaya apa yang menjadi harapan bupati terpenuhi
“Harapan bapak bupati sertifikasi harus dipenuhi seluruh calon guru. Sekarang semua calon guru harus sertifikasi dan semua harus S1 (sarjana),” tukasnya.|
Pewarta :Muhammad Iqbal