Teluk Bintuni, Indikatorpapua.com – Kampung Yakati di Distrik Wamesa, Kabupaten Teluk Bintuni, Papua Barat, kini menjadi pusat perhatian dengan kehadiran sebuah proyek inovatif yang berpotensi mengubah panorama ekonomi lokal. Proyek ini, yang didorong oleh PERKUMPULAN PANAH PAPUA bersama dengan masyarakat setempat, telah berhasil mengembangkan produk berbasis sagu yang siap mengguncang pasar nasional. Jumat (10/5/2024).
Dikenal dengan sebutan “Sagu Cookies”, produk ini telah menarik perhatian banyak kalangan dengan kelezatannya yang disertai dengan nilai budaya yang kuat. Dibuat dari bahan utama sagu, gula aren, mentega, vanili, dan kelapa, Sagu Cookies tidak hanya menjadi rasa yang lezat tetapi juga mewakili kekayaan budaya lokal.
Meskipun telah menunjukkan potensi luar biasa sejak dimulai pada tahun 2021, perjalanan menuju kesuksesan tidaklah mudah. Kansius Kosai, pendamping Bumdes Yakati di distrik Wamesa, mengungkapkan bahwa produksi masih terbatas pada kerjasama dengan kompleks-kompleks di daerah. Namun, dukungan pemerintah, terutama yang mulai dirasakan pada akhir tahun 2023, menjadi kunci dalam mengembangkan produk ini secara lebih luas.
“Dukungan dari pemerintah daerah dan nasional sangat diperlukan untuk mengembangkan produksi dan distribusi kukis sagu ini,” kata Kosai. Dengan dukungan yang lebih besar dari berbagai pihak, termasuk DPR, produk ini berpotensi menjadi komoditas unggulan Papua Barat.
Ketua PERKUMPULAN PANAH PAPUA, Sulfianto Alias, menekankan pentingnya dukungan dari berbagai pihak untuk mendorong produk berbasis sagu ini. Ia berharap proyek ini bisa menjadi inspirasi bagi daerah lain di Papua dan memperkuat sektor pangan lokal di Papua Barat.
(Foto) : Sagu Cookies Yakati, Teluk Bintuni, sangat cocok di nikmati dengan kopi atau teh.
“Inisiatif ini merupakan tonggak penting dalam upaya memperkuat sektor pangan lokal di Papua Barat,” ujar Sulfianto Alias. Dengan pengembangan yang tepat, kukis sagu dari Teluk Bintuni memiliki potensi untuk menjadi ikon baru yang akan mengangkat nama daerah ini di kancah nasional, bahkan internasional.
Roy Marthen Masyewi, S.Pd., anggota PERKUMPULAN PANAH PAPUA, menambahkan bahwa pembentukan Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) untuk pengembangan komoditas sagu di Kampung Yakati adalah langkah yang sangat penting. Ia menekankan perlunya peraturan daerah (Perda) tentang pangan lokal untuk memberikan fondasi hukum bagi pengembangan ekonomi lokal yang berkelanjutan.
Dengan dukungan yang tepat dan semangat masyarakat yang tinggi, kukis sagu dari Teluk Bintuni siap menjadi sensasi baru di dunia kuliner Indonesia. Akankah produk ini menjadi tren baru yang mengangkat Papua Barat ke panggung nasional? Kita tunggu saja.
Pewarta : Wawan.