Indikatorpapua.com|MANOKWARI- Seperti yang diketahui bersama bahwa salah satu permasalahan yang dapat menghambat upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) adalah masalah STUNTING atau KERDIL.
Stunting tidak sekedar Tinggi Badan lebih pendek dibandingkan tinggi badan Anak seumuran, tetapi kondisi stunting dapat menyebabkan Anak lebih rentan terhadap penyakit serta mengalami keterhambatan dalam pertunbuhan fisik dan perkembangan Kongnitif yang tentunya mempengaruhi tingkat kecerdasan dan produktivitas anak di masa depan.
Papua Barat sebagai salah satu Provinsi yang memiliki masalah stunting yang cukup banyak, Data Stunting Tahun 2017 adalah 33,3 Persen secara Kabupaten Manokwari Selatan, 39,5 Persen data ini bersumber dari Dinas Kesehatan Papua Barat Tahun 2020, Angka Stunting di Papua Barat turun 20,77 persen seperti dikutip dari data Aplikasi pencatatan dan pelaporan gizi berbasis Masyarakat.
“Data ini adalah data dati Puskesmas yabg ada di Kabupaten dan Kota, sebab stunting membutuhkan penanganan dengan baik dan melibatkan banyak pihak, terutama Keluarga. Salah satu cara yang bisa efektif apabilah dijalankan oleh setiap Keluarga adalah pengasuhan 1000 Hari pertama Kehidupan”Kata Kordinator Bidang Pengendalian Penduduk dan Keluarga Sejahtera BKKBN Papua Barar, dr. Cristina, mewakili Kepala BKKBN Papua Barat Rabu kemarin di Kampung Abreso Manokwari Selatan.
Dikatakan, selama 9 Bulan di dalam kandungan atau 270 Hari, seorang Ibu harus mendapatkan gizi yang seimbang dan setelah bayi lahir, harus mendapatkan ASI ekslusif selama 6 Bulan tanpa tambahan susu formula dan setelah 6 Bulan hingga usia 2 Tahun atau 730 Hari harus diberikan makanan pendamping dengan Gizi yang seimbang.
“Kelompok kegiatan bina keluarga balita (BKB) merupakan wadah yang strategis untuk melakukan edukasi kepada Ibu yang memiliki bayi dua tahun dan kurang dari 60 Bulan, agar melaksanakan pengasuhan yang tepat sehingga diharapkan didalam keluarga tidak ditemukan anak-anak yang masuk dalam kategori stunting di Papua Barat khusus di Mansel” Jelas dr. Cristina
Sehingga lanjut Cristina, Harapan Presiden Jokowi Angka Stunting Tahun 2024 dapat diturunkan sebesar 14 persen seperti disampaikan Presiden saat membuka Rakornas BKKBN Tahun 2021.
“Berkaitan dengan itu, kita melakukan kegiatan internalisasi materi dan media komunikasi, Informasi dan edukasi yang nantinya dapat digunakan untuk edukasi gizi, pengasuhan yang benar kepada ibu baduta dan Ibu Balita pada setiap BKB di Manokwari Selatan” tuturnya.
Pada kesempatan itu, dr. Cristina atas nama Pimpin dan seluruh jajaran perwakilan BKKBN Papua Barat menghaturkan terima kasih kepada Pemda Mansel yang bersedia memfasilitasi kegiatan tersebut, hal yang sama juga disampaikan kepada Jajaran Dinas Kesehatan Papua Barat yang berkenaan atas sinergitas terutama menugaskan Narasumbernya.
Kegiatan yang digelar di Kampung Abresso itu menghadirkan 2 Kelompok Bina Keluarga Balita BKB|Laporan: Mohamad Raharusun