Indikatorpapua.com|Bintuni-Kepala kejaksaan Negeri Teluk Bintuni Marthen Tandi, SH bersama Kapolres Teluk Bintuni AKBP Hans Rachmatulloh Irawan, SIK, beserta tokoh perwakilan Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat mendatangi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) KM 7, guna menerima program vaksinasi Covid-19 tahap ke-II, dimana pada Senin (1/2) pekan lalu telah dilakukan vaksin tahap pertama.
Kajari Bintuni disela-sela usai menerima vaksin menyampaikan bahwa, dihari Senin saat ini (15/2/2021) pihaknya telah menerima vaksin tahap ke-II guna melengkapi 2 dosis vaksin Covid-19 untuk memperoleh kekebalan maksimal, sesuai dengan ketentuan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
“Dikali kedua ini, semua proses vaksinasi sama dengan ditahap pertama, melalui beberapa meja screning sebelum saya di suntik vaksin, dan puji Tuhan semua proses berjalan dengan lancar” ucapnya.
Kajari juga menuturkan, sejak menerima vaksin tahap pertama hingga tahap kedua tidak ada efek atau gejala yang ia rasakan pasca menerima vaksin dan masa observasi sebelum dipersilahkan meninggalkan RSUD.
Terlepas dari itu, Kapolres Teluk Bintuni AKBP Hans Rachmatulloh Irawan, SIK sebelum menerima vaksin Covid-19 tahap kedua dilakukan, harus melalui tahapan meja Screning kesehatan terlebih dahulu, dan alhasil kondisi kesehatan Kapolres agak sedikit kurang sehat, sehingga proses Vaksinasi pun di tunda.
Sama halnya seperti diungkapkan oleh Ketua Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) PC Teluk Bintuni Ali Ridwan, S.Fam, Apt usai menerima Vaksinasi tahap kedua, proses Vaksinasi Covid-19 merupakan salah satu bentuk ikhtiar guna meningkatkan imunitas tubuh sehingga dapat memutus mata rantai penularan Corona Virus serta dengan harapan dapat mengakhiri pandemi.
Dikatakan Ali Ridwan, vaksin jenis sinovac sesuai informasi yang diperolehnya memiliki efektifitas kandungannya kurang lebih 65 %, dan tidak memiliki efek samping yang berlebihan.
“Setelah saya menerima vaksin jenis sinovac hingga tahap kedua ini, Alhamdulillah tidak ada gejala atau efek yang saya rasakan, karena mungkin saya sudah melalui meja Screning dan dinyatakan memenuhi syarat, sehingga proses vaksin bisa dilakukan, tanpa timbul gejala” ujarnya.
Terpisah, dr. Novita Panggau dokter spesialis dalam RSUD Bintuni menyampaikan, sejak pencanangan vaksinasi Covid-19 dilakukan, di RSUD Bintuni hingga sampai saat ini, ada sekitar 152 orang telah menerima Vaksin dan yang ditunda sebanyak 48 orang dari 324 sasaran yang telah didata oleh RSUD Bintuni, diantaranya tokoh publik dan Nakes.
Sedangkan yang tidak diberikan vaksin ada sekitar 124 orang, dengan berbagai alasan diantaranya ada yang pernah sakit terkonfirmasi Positif Covid-19, dan penyakit bawaan, serta ada juga yang memang tidak mau divaksin. Dan data-data ini akan terus di-update kembali pada setiap harinya.
Menurutnya, hingga saat ini belum ada kendala yang berarti, mungkin kalau teknisnya hanya sedikit terkendala di jaringan internet atau online karena ini berkaitan dengan sistem online dari pusat.
“kadang data yang belum masuk karena jaringan, kadang pula mati lampu, akan tetapi sejauh ini untuk pelaksanaan Vaksinasi sendiri syarat teknis medis semua baik” tuturnya.
Dikatakan dr. Novita, bagi penerima vaksin Covid-19, yang sudah mendapatkan vaksin lengkap dapat mengecek secara langsung pesan resmi SMS yang dikirim oleh Kementerian Kesehatan terkait Sertifikat vaksin.
“Sertifikatnya akan dikirimkan langsung ke personal orang tersebut, melalui pesan SMS alamat link di nomor penerima vaksin yang telah didaftarkan secara online, yang kemudian bisa didownload” pungkasnya
dr. Novita menyampaikan, terkait sertifikat sendiri hingga saat ini belum ada surat edaran resmi yang diterima pihak Kesehatan dan RSUD Bintuni akan kegunaan dari sertifikat tersebut.
“sesuai informasi perlisan dari Kemenkes dapat dipergunakan Screning untuk perjalanan sehingga tidak perlu dilakukan Swab” tutupnya.|Gunawan