Bintuni ||Indikatorpapua.com- Sejak dilantik dari tahun 2016 lalu, pemerintah kampung Yakati sebagai perpanjangan tangan dari pemerintahan Distrik Wamesa terus berupaya melakukan perubahan diwilayah kampung, guna mewujudkan kesejahteraan bagi warga kampung, baik dari sumber daya manusianya maupun sarana dan prasarana lainnya.
Hal tersebut diungkapkan Kepala Kampung Yakati Marinus Maboro, usai mengikuti sosialisasi UU perlindungan anak dari Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan anak dan keluarga Berencana Kabupaten Teluk Bintuni belum lama ini di sanggar Kampung Yakati Distrik Wamesa. Rabu (28/10/2020).
Menurut Marinus, sedikit demi sedikit wajah kampung Yakati sudah merangkak mengalami perubahan, seperti terlihat adanya bangunan 3 unit perumahan layak huni untuk warga yang dibangun dengan menggunakan dana kampung, dari ketiga unit rumah tersebut dibagi di masing-masing RT (rukun tetangga) yang ada di kampung Yakati. Kampung Yakati adalah salah satu kampung Induk yang berada di Distrik Wamesa, yang memiliki 3 RT, dan 85 Kepala keluarga (KK). Walaupun masih banyak PR yang harus dikerjakan guna membuat Kampung Yakati setara dengan Kampung-kampung lainnya yang berada di Kabupaten Teluk Bintuni.
“Tiga unit rumah, dibangun di tiap-tiap RT, satu RT satu unit rumah, karena Kampung Yakati memiliki 3 RT” tuturnya.
Dikatakannya, selain tiga unit rumah yang telah dibangunnya melalui dana kampung, juga pengadaan perahu fiber lengkap dengan mesin Jonsonnya, guna keperluan transportasi Aparat Kampung dan Warga ke kota Bintuni.
Kalau dari sisi pendidikan dan kesehatan di Kampung Yakati, Marinus mengungkapkan, untuk bidang pendidikan proses belajar mengajar berjalan seperti biasa, namun kali ini agak tersendat mengingat masih dalam masa pandemi Covid-19.
Untuk gedung sekolah SD-SMP satu atap Sion Yakati, kontruksi bangunan sudah mengalami penuaan, ini terlihat dari sebagian atap plafon teras dan ruang kelas sudah mengalami rusak. Sehingga dapat mengganggu proses belajar mengajar di kedua sekolah tersebut.
Lebih lanjut Marinus menuturkan, sedangkan untuk bidang Kesehatan nyaris 1 tahun terakhir tidak adanya petugas kesehatan yang bertugas di puskesmas pembantu (Pustu), dan berdampak kesulitannya warga Kampung guna datang memeriksa tentang kesehatannya, belum diketahui apa penyebab sehingga petugas belum pernah ada di tempat tugas.
“1 tahun ini, tarada (tidak ada) petugas kesehatan yang jaga di Pustu, padahal bangunan Pustu ada” ujar Marinus.
Marinus juga berharap agar Dinas terkait dapat melihat hal tersebut. Sehingga Kemudian Kampung Yakati dapat setara dengan Kampung-kampung yang lainnya. Ada pelayanan di kampung Kesehatan
Selain Marinus, kepala Badan Permusyawaratan Kampung (Baperkam) Yakati Simson Masumbau turut menambahkan, setelah dia menjabat sebagai Baperkam Kampung Yakati, menilai bahwa kenyataan yang ada saat ini di Kampung Yakati, ada peningkatan dan ada pula yang harus dibenahi bersama.
“Saya mau katakan bahwa, kampung Yakati untuk saat ini, kenyataannya ada kelebihan tapi ada juga kekurangan” pungkas Simson.
Simson juga meminta dari kacamata pemerintah, bisa melihat mana yang menjadi kekurangan, mari kita bersama-sama guna membenahinya, supaya semua bisa menjadi kelebihan untuk Kampung Yakati. Tutupnya.(IP.01).