“Dan janganlah sebagian kalian menggibahi sebagian yang lain”
Indikatorpapua| Bintuni-Khotib Jumat berpesan umat muslim di Kabupaten Teluk Bintuni, Papua Barat agar menjauhi sifat dan berbuatan ghibah atas keburukan orang lain.
“Kenali penyebab ghibah agar kita dapat menghindarkan diri dari perbuatan buruk tersebut,” ucap Khotib
Ahmad Subuh Refideso, dalam khotbah Jumat di Masjid Akbar Al-Muttaqin Kampung Lama Bintuni, Jumat (28/1)?
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Teluk Bintuni ini menjelaskan ghibah salah satu perbuatan menggunjing atau membicarakan aib atau keburukan orang lain. Terlepas dari benar tidaknya informasi yang disampaikan, ghibah dapat menyakiti orang yang dibicarakan dan merupakan sebuah dosa.
Menurutnya diantara sifat-sifat atau perilaku tidak terpuji yang harus dijauhi seorang muslim ialah ghibah. Sabdakan Nabi ghibah adalah “Saat kamu menuturkan tentang saudaramu perihal yang tidak disukainya (apabila tampak)”
Firman Allah SWT dalam surat al-Hujurat ayat 12 “Dan janganlah sebagian kalian menggibahi sebagian yang lain. Sukakah salah seorang dari kalian memakan daging saudaranya yang telah mati, pasti kalian membencinya. Maka bertakwalah kepada Allah, sungguh Allah Maha Menerima taubat dan Maha Pengasih”
Lebih lanjut Ahmad Subuh menjelaskan lima hal yang memicu ghibah, pertama dapat terjadi karena pelampiasan. Hal ini biasanya terjadi tatkala seseorang marah pada seseorang namun sulit atau belum ada kesempatan untuk melampiaskan kemarahanya.
Kedua tidak ingin ketinggalan dalam informask ini biasanya terjadi saat diawali oleh teman bicara, lalu agar tidak terkesan ketinggalan obrolan akhirnya seseorang ikut andil dalam ghibah tersebut dengan turut menyumbangkan aib-aib orang lain yang ia tahu.
Kemudian yang ketiga agar terlihat unggul seperti dengan menyebut kekurangan-kekurangan orang lain, ia ingin agar orang tadi terlihat tidak lebih baik darinya.
Keempat dengki ini biasanya muncul saat melihat orang lain begitu banyak menuai pujian, dukungan atau pun semacamnya, sementara dirinya yang mengharapkan justru tidak begitu mendapatkannya.
Kelima melucu ini biasanya muncul saat dalam perkumpulan yang penuh canda tawa lalu kehabisan bahan untuk membuat teman bicaranya tertawa lagi. Disitulah ia menyebutkan kekurangan-kekurangan orang lain sebagai bahannya.
Rafideso mengajak Muslim Bintuni untuk sebisa mungkin menjauhi hal-hal demikian agar dapat terhindar dari kemunkaran gibah. |
Pewarta: Wawan Gunawan