“Semua ASN wajib vaksin. Kalau ada yang ingin naik pangkat harus menunjukkan kartu vaksin, begitu juga yang akan melakukan perjalanan dinas”
Indikatorpapua| Bintuni-Bupati Teluk Bintuni, Papua Barat, Petrus Kasihiw akan mengambil sikap tegas bagi aparatur sipil negara (ASN) yang hingga kini masih bandel melakukan vaksinasi Covid-19.
“Saya sudah memberikan ketegasan untuk vaksinasi, tapi masih ada yang menolak dengan alasan HAM (Hak Asasi Manusia). Harapan saya ASN menjadi contoh,” kata Bupati, Sabtu (5/1).
“Saya akan paksakan dengan cara saya. Semua ASN wajib vaksin. Kalau ada yang ingin naik pangkat harus menunjukkan kartu vaksinnya, begitu juga yang akan melakukan perjalanan dinas, kami akan beri izin kalau ada sertifikat vaksinasi dan semua pejabat yang ingin ketemu saya harus menunjukkan kartu vaksin, cara-cara seperti itu yang kami akan pakai,” sebut Kasihiw lagi.
Ia menjelaskan pemerintah pusat hingga provinsi sudah menerapkan standart kesehatan yang cukup ketat dalam mencegah penyebaran Covid-19. Kabupaten pun dinilai wajib menerapkan hal serupa demi keselamatan bersama.
“Sekarang bupati pun kalau mau ketemu pejabat provinsi atau pusat harus menunjukan kartu vaksin,” ujarnya.
Sebetulnya, sebut bupati, pilihan vaksinasi merupakan urusan pribadi, namun jika ASN menghendaki diri sehat dan terhindar dari Covid-19 maka harus melakukan vaksinasi.
Kesadaran ASN dan masyarakat untuk menjalani vaksinasi sangat dibutuhkan agar Teluk Bintuni berhasil melewati bencana kesehatan yang kini melanda seluruh negara tersebut.
Kasihiw menjelaskan, vaksinasi tidak serta merta dilakukan bagi kelompok berisiko yang tidak bisa dilakukan vaksinasi. Petugas kesehatan di Teluk Bintuni pun dipastikan melaksanakan prosedur tersebut.
“Untuk mereka tentu ada pengecualian. Mereka memang tidak boleh divaksin karena faktor tertentu,” sebut Kasihiw.
Begitu pula untuk vaksinasi Covid-19 bagi masyarakat. Vaksinasi tidak boleh dilakukan bagi mereka yang memiliki gejala atau mengidap penyakit tertentu.
“Menyangkut keselamatan nyawa masyarakat kami tidak bisa memaksakan. Kita juga melihat kondisi, jangan sampai muncul kejolak seperti di beberapa daerah, semisal Mansel (Manokwari Selatan),” katanya.
Masyarakat, menurut dia, harus terus diberikan pemahaman agar pandai menangkal hoaks tentang vaksinasi Covid-19. Masyarakat yang tidak memiliki riwayat penyakit bisa datang ke gerai terdekat untuk menjalani vaksinasi.
Ia menyebutkan cakupan vaksinisasi di Teluk Bintuni saat ini baru 54,1 persen untuk vaksin dosis pertama. Sedangkan untuk dosis kedua 38 persen.
“Kabupaten kita berada diurutan ke enam se-Papua Barat. Ini yang kemudian harus kita kejar supaya segera mencapai 70 persen,” pungkasnya.|
Pewarta : Muhammad Iqbal