Indikatorpapua.com|Bintuni-Petani Padi di Kampung Banjar Asoy, Satuan Pemukiman (SP4) mengeluhkan saluran air (iringasi) yang jebol sejak 6 bulan lalu. Kondisi ini membuat irigasi tidak bisa mengaliri lahan persawahan secara optimal.
Padahal Pemerintah di Papua Barat terus dalam setiap kesempatan mengkampanyekan pentingnya ketahanan Pangan bagi Masyarakat, apalagi di masa Pandemi Covid-19. disisi lain mengenai saluran Irigasi Petani, merupakan tanggung jawab Pemerintah Papua Barat terutama Dinas terkait.
Seorang petani padi, Ngadari, mengeluhkan saluran pengairan irigasi yang tidak kunjung diperbaiki oleh dinas terkait. Ia menuturkan, dinas pertanian sudah membantu membuatkan embung pengairan, tapi hanya cukup untuk mengairi 5 hektar sawah.
“Semoga bapak wakil bupati bisa membantu kami para petani. Selain saluran irigasi yang jebol, kami juga butuh kuota pupuk, pemasaran hasil pertanian, serta gudang,” ujarnya saat dialog dengan Wabup Teluk Bintuni, Rabu(24/2/21) kemarin.
Menanggapi keluhan petani, Wakil Bupati Matret Kokop, mengatakan irigasi ini adalah tanggung jawab pemerintah provinsi. Tetapi kabupaten yang memanfaatkannya. Sehingga tidak boleh dibiarkan begitu saja.
“Saya akan memanggil dinas terkait untuk segera diperbaiki. Karena bapak gubernur sudah menekankan untuk meningkatkan taraf ekonomi masyarakat,” kata Wabup.
Terkait gudang, kepala dinas pertanian akan segera mencari lokasi untuk gudang alat-alat pertanian. Hanya saja, harus ada pelepasan tanah serta sertifikat agar bisa segera dibangun.
Menyangkut ketersediaan pupuk, Wabup meminta kadis pertanian segera membuat surat agar bisa bergerak cepat. Kata dia, pupuk ini sangat penting untuk mendorong kualitas hasil pertanian.
“Bupati pun akan setuju, ini adalah kepentingan masayarakat banyak, urusan perut masyarakat, mudah-mudahan yang jadi kendala para petani, semua teralisasikan,” terang Wabup.|Gunawan