5.7 C
New York
Jumat, November 22, 2024

Buy now

Rasis, Nitizen Bandingkan Tindakan Oknum POM AU Terhadap Pemuda di Merauke Mirip George Floyd, Danlanud Minta Maaf

Indikatorpapua.com|JAYAPURA-Sebuah video beredar di Sosial Media menggambarkan seorang Pemuda yang sedang ribut dengan pemilik Rumah Makan di pinggiran Jalan Raya Mandala, Kabupaten Merauke Papua.

Ironisnya Pemuda tersebut adalah seorang Tunawicara,  selang beberapa menit, dua orang lelaki berseragam lengkap dari POM TNI Angkatan Udara (POMAU) menghampiri warung penjual bubur tersebut, keduanya kemudian mengamankan Pemuda itu keluar Warung.

Danlanud Johanes Abraham Dimara Merauke,  Kolonel Pnb Herdy Arief Budiyanto menyampaikan permohonan maaf atas tindakan kedua Anggotanya terhadap korban.

“Saya sampaikan  maaf sedalam-dalamnya atas tindakan yang dilakukan Anggota saya pada Senin 26 Juni 2021 di Warung Penjual Bubur” kata Danlanud Merauke, Selasa (27/7-20210) Malam di Merauke.

Dia memastikan kedua Pelaku yang merupakan Anggota Lanud J.A Dimara akan mendapat tindakan disiplin sesuai perbuatan terhadap korban saat ini keduanya telah di amankan.

“Kami inginkan tidak ada persepsi lain dimana kejadian kemarin telah diselesaikan secara kekeluargaan, kami akan bertanggung jawab apabilah ada cedera luka akan kami obati” tuturnya.

Kedua pelaku yang merupakan POM TNI Angkatan Udara itu berinisial Serda DH dan Prada D melakukan penganiayaan terhadap Korban Steven

Jaringan Damai Papua (JDP) sangat prihatin dan menyesalkan perlakuan tidak manusiawi, dan menggunakan kekuatan secara berlebihan (abuse of power) 2 (dua) oknum anggota Polisi Militer TNI Angkatan Udara dari Pangkalan Udara (Lanud)  Yohanes Dimara, Merauke terhadap seorang warga sipil asli Papua yang diduga berstatus disabilitas  pada Senin, 26/7 sekitar pukul 10:00 wit di Jalan Mandala, Merauke, Provinsi Papua.

Sebagai Juru Bicara JDP Yan Cristian Warinussy menyebut sangat prihatin melihat unggahan video berdurasi lebih dari 1 (satu) menit tersebut.

”Dalam adegan di video tersebut jelas terlihat bahwa oknum pelaku warga sipil yang belum diketahui identitas nama lengkapnya itu bersitegang dengan salah satu orang di dalam warung makan. Sempat dilerai dan dicegah oleh seseorang dalam rekaman video. Lalu datang dua oknum anggota POMAU bernama Serda Dimas dan Prada Vian yang langsung memelintir tangan kanan warga sipil tadi dan langsung membawanya ke luar dari warung.” Kata Yan sembari menyebut, 

Sayangnya kedua oknum aparat negara tersebut kemudian mendorong si warga sipil tadi hingga tertidur dalam posisi tengkurap di tanah dan salah satu oknum anggota menindih warga sipil itu dengan lutut dan berat bobot berat tubuhnya. Sementara salah seorang teman oknum anggota TNI AU tadi menginjakkan kakinya ke atas kepala warga sipil itu hingga dia sempat berteriak-teriak dengan suara sulit dipahami.

Perbuatan kedua oknum anggota militer negara ini jelas-jelas berlebihan dan merupakan pelanggaran hukum yang semestinya mendapat ganjaran yang setimpal. Kami menduga perlakuan kedua oknum aparat tersebut berbau diskriminatif dan rasialis yang ditentang di dalam Undang Undang Nomor 40 Tahun 2008 Tentang Penghapusan Diskriminasi Ras dan  Etnis. Bahkan melanggar ketentuan pasal 28 G ayat (2) dari UUD 1945 yang berbunyi :

” setiap orang berhak untuk bebas dari penyiksaan atau perlakuan yang merendahkan derajat martabat manusia dan berhak memperoleh suaka politik dari negara lain”. jelasnya

Dengan demikian JDP meminta kepada Presiden Republik Indonesia Ir.H.Joko Widodo dan Panglima TNI untuk menghentikan segera model pendekatan militer yang terus menerus dikembangkan di Tanah Papua selama ini.

Pemerintah Indonesia seharusnya mengedepankan cara-cara damai melalui media dialog dalam menyikapi berbagai perilaku sosial masyarakat Papua di seluruh Tanah ufuk timur ini. Khususnya dalam menyikapi ulah warga sipil seharusnya prosedur tetap (protap) yang digunakan adalah lebih lunak (soft) dan tidak bersifat diskriminatif rasial.

“Sehingga dapat memancing reaksi publik di Tanah Papua bahkan di Indonesia serta dunia yang senantiasa bernada “miring” dan kian miring terhadap posisi politik Indonesia dalam pergaulan internasional, khususnya di kawasan Pasifik dan Negara-negara Melanesia serta Australia dan Selandia Baru.’ katanya.

Sementara Video tersebut menjadi perbincangan Nitizen bahkan menjadi trending topik di platfom media sosial Twitter, Nitizen kemudian membandingkan tindakan kedau Aparat Negara mirip yang dilakukan Polisi Amerika Serikat terhadap George Floyd.|Laporan : Mohamad Raharusun

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Stay Connected

0FansSuka
3,913PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan
- Advertisement -spot_img

Latest Articles

Bintuni. Pada momentum kelahiran Nabi besar Muhammad SAW 12 Robbiul awal 1443 H / 2021 M Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Teluk Bintuni Ahmad Subuh Refideso, S.HI mengajak seluruh lapisan warga masyarakat khususnya umat muslim yang berada di Kabupaten Teluk Bintuni agar dapat mengambil Hikmah dari nilai-nilai yang terkandung di dalamnya."Peringatan Maulid Nabi ini tentunya merupakan refleksi umat Islam terhadap Baginda tercinta Rosulullah SAW, atas kelahirannya, maupun perjuangannya dalam syiar Islam" kata Subuh. Senin (25/10/2021).Diungkapkan Subuh Refideso, peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW juga memiliki makna dan tujuan yang positif, baik yang dilaksanakan oleh tiap-tiap Pengurus Takmir Masjid, lembaga-lembaga kerukunan kemasyarakatan lainnya, ini semua patut diteladani oleh setiap umat muslim."Saya mewakili seluruh pengurus MUI memberikan Apresiasi dan mensupport kepada lapisan masyarakat yang telah berjibaku untuk meneladani kelahiran dan perjuangan Baginda Rasulullah SAW" ungkapnya.Ahmad Subuh Refideso juga menjelaskan, giat Maulidur Nabi Muhammad SAW juga mengajarkan kita hubungan sesama mahluk ciptaanNYA maupun hubungan kepada sang Pencipta, yang tentunya demi terwujudnya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara."Hablum Minallah, Hablum Minannas" jelas SubuhSubuh juga berharap kepada Pemerintah Daerah seyogyanya dapat memberikan support dan dukungannya atas semua kegiatan-kegiatan keagamaan yang dilakukan, karena ini merupakan bagian dari visi misi Kepala Daerah khusus Pembangunan dibidang Keagamaan.
Total
0
Share