6.6 C
New York
Jumat, Maret 29, 2024

Buy now

Upaya Eliminasi Tuberkulosis (TB) di Distrik Weriagar Teluk Bintuni

“Kami akui bahwa untuk kendala yang kami miliki adalah salah satunya listrik untuk pemakaian mikroskop namun dengan segala cara kami gunakan untuk membantu kesehatan masyarakat yaitu dgn cara merujuk sampel ke layanan lanjutan”

Indikatorpapua.com | Bintuni – Skrining TB yang dilakukan oleh Tim TB DOTS PKM Weriagar telah dimulai sejak bulan November tahun 2018, dan terus dilaksanakan pelacakan kontak erat dengan pasien TB sampai akhir tahun 2019.

Hal tersebut disampaikan salah satu tenaga Puskesmas Weriagar Kabupaten Teluk Bintuni Dokter Yoslianto Sarampang kepada media ini. Senin (8/8/2022).

Untuk kegiatan pelacakan sendiri sempat berhenti pada masa pandemi COVID -19 sejak bulan April 2020 hingga Desember 2021. Namun perhatian khusus tenaga kesehatan khusus PKM Weriagar terhadap tingginya angka kunjungan pasien karena gejala ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut) ke fasilitas kesehatan dan pelayanan posyandu menjadi dorongan yang kuat untuk kembali aktif melacak sumber penularan penyakit ISPA.

Dikatakan dr. Yoslianto Sarampang, gejala ISPA berkaitan erat dengan risiko penularan Tuberkulosis (TB) di masyarakat.

Tenaga kesehatan yang terlibat aktif dalam pelacakan kontak erat dengan pasien gejala ISPA berasal dari tenaga Kesehatan di Puskesmas Weriagar yaitu dokter pemegang program TBC, bersama petugas analis laboratorium, perawat/bidan, serta mitra organisasi mulai dari Yatima hingga ISOS dengan dukungan dam arahan Kepala Puskesmas Weriagar dan Dinkes Kesehatan melalui Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Teluk Bintuni.

Skrining terus dilakukan baik saat penjaringan pada kunjungan berobat ke Puskesmas maupun saat posyandu dengan sasaran utama adalah bayi, balita dengan status gizi kurang dan buruk, stunting bahkan pada kelompok usia diatas 60 tahun atau lanjut usia (lansia) dan pasien dengan gejala ISPA yang berulang.

Pemeriksaan difokuskan pada 2 aspek yaitu skrining melalui gejala klinis pada umumnya biasa ini pada sebagian besar pada kasus penjaringan pada anak – anak dan pemeriksaan terhadap sampel dahak (sputum) secara mikroskopik untuk mengetahui kuman penyebab Tuberkulosis (TB) yg dikerjakan di PKM Weriagar.

lanjutnya, gejala yang khas pada pasien terduga Tuberkulosis seperti batuk berdahak dan demam lebih 2 minggu, disertai dengan penurunan berat badan dan nafsu makan, minum dalam sebulan terakhir, serta keringat malam hari tanpa aktivitas bermakna, lalu dilanjutkan dengan pemeriksaan dahak selama dua kali, terutama dahak di pagi hari dan dahak sewaktu-waktu.

“Kami akui bahwa untuk kendala yang kami miliki adalah salah satunya listrik untuk pemakaian mikroskop namun dengan segala cara kami gunakan untuk membantu kesehatan masyarakat yaitu dgn cara merujuk sampel ke layanan lanjutan, guna diperiksakan bahkan jika perlu di rujuk ke RSUD Bintuni, untuk pemeriksaan sputum dengan metode tes Cepat Molekuler (TCM) dan foto rontgen paru” jelasnya.

Lebih lanjut dr. Yoslianto Sarampang menyampaikan, hasil skrining dan penjaringan terhadap sebagian besar kasus TB di Weriagar bisa dikatakan lumayan banyak.

“Buktinya jumlah kasus positif yang ditangani dan terperiksa sejak tahun -2022 semasa saya bertugas adalah 13-15 pasien terkonfirmasi positif dan diobati dan itu belum termasuk apabila ada tambahan lagi dari kontak erat pasien positifnya yang jumlahnya lebih besar dari perkiraan” tuturnya.

Tambahnya, Bisa dibayangkan jika seluruh masyarakat yang memiliki kontak erat dengan pasien terkonfirmasi positif lalu bersedia diperiksa pasti akan jelas dan cepat ditemukan dan segera diobati.

Pemahaman masyarakat yg masih terbatas terhadap gejala penyakit TB dan pemukiman yang padat serta perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) yang belum menjadi kebiasaan hidup sehari – hari menjadi tantangan buat tenaga kesehatan di Puskesmas Weriagar sehingga tenaga kesehatan harus tetap semangat untuk menjalin kerjasama lintas sektoral dan memberikan edukasi kepada masyarakat.

Tercatat dalam capaian program penanggulangan Tuberkulosis di Puskesmas Weriagar bahwa meningkatnya penemuan kasus TB di Weriagar berkaitan erat dengan tingginya kasus gizi kurang-buruk, rendahnya PHBS dan permasalahan sanitasi lingkungan baik didalam maupun luar rumah.

Ia juga menjelaskan, tenaga kesehatan di PKM Weriagar akan terus berjuang untuk mengeliminasi Tuberkulosis di wilayah kerjanya dengan dukungan dari berbagai pihak seperti Kepala Puskesmas, Dinas Kesehatan Teluk Bintuni, Kepala Distrik dan Kepala Kampung, serta pihak LSM.

Dari berbagai upaya yang sudah dilakukan mulai dari skrining, penjaringan, pelacakan, pemeriksaan, pengobatan dan pemantauan pasien siap digalakkan demi percepatan eliminasi Tuberkulosis di Distrik Weriagar.

Pewarta : Wawan

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Stay Connected

0FansSuka
3,913PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan
- Advertisement -spot_img

Latest Articles

Bintuni. Pada momentum kelahiran Nabi besar Muhammad SAW 12 Robbiul awal 1443 H / 2021 M Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Teluk Bintuni Ahmad Subuh Refideso, S.HI mengajak seluruh lapisan warga masyarakat khususnya umat muslim yang berada di Kabupaten Teluk Bintuni agar dapat mengambil Hikmah dari nilai-nilai yang terkandung di dalamnya."Peringatan Maulid Nabi ini tentunya merupakan refleksi umat Islam terhadap Baginda tercinta Rosulullah SAW, atas kelahirannya, maupun perjuangannya dalam syiar Islam" kata Subuh. Senin (25/10/2021).Diungkapkan Subuh Refideso, peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW juga memiliki makna dan tujuan yang positif, baik yang dilaksanakan oleh tiap-tiap Pengurus Takmir Masjid, lembaga-lembaga kerukunan kemasyarakatan lainnya, ini semua patut diteladani oleh setiap umat muslim."Saya mewakili seluruh pengurus MUI memberikan Apresiasi dan mensupport kepada lapisan masyarakat yang telah berjibaku untuk meneladani kelahiran dan perjuangan Baginda Rasulullah SAW" ungkapnya.Ahmad Subuh Refideso juga menjelaskan, giat Maulidur Nabi Muhammad SAW juga mengajarkan kita hubungan sesama mahluk ciptaanNYA maupun hubungan kepada sang Pencipta, yang tentunya demi terwujudnya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara."Hablum Minallah, Hablum Minannas" jelas SubuhSubuh juga berharap kepada Pemerintah Daerah seyogyanya dapat memberikan support dan dukungannya atas semua kegiatan-kegiatan keagamaan yang dilakukan, karena ini merupakan bagian dari visi misi Kepala Daerah khusus Pembangunan dibidang Keagamaan.
Total
0
Share