9.3 C
New York
Kamis, Maret 28, 2024

Buy now

Raja di Jazirah Onim Fak-fak Papua Barat Sebut Bila Rezim Membiarkan Kata “Monyet” Terhadap Pigai,Ini Tidak Adil


Indikatorpapua.com|Manokwari-Elemen Masyarakat di Tanah Papua kembali geram dengan lontaran Rasisme yang di alami Natalius Pigai.


Inya Bay Raja Atiati di Jazira Onim Fak-fak, Papua Barat mengatakan bahwa Kata monyet menjadi sumber masalah yang sulit diurai. Kata monyet menimbulkan kemarahan yang tak terkendali. 

“Kata monyet menjadi alasan untuk memisahkan diri. Gara-gara kata monyet  keutuhan NKRI terancam karena kata monyet telah berkonotasi rasisme.” Kata Inya Bay Senin (25/1-2021)

Ia mengingatkan semua pihak bahwa Kapan kata monyet pertama kali disematkan sebagai rasisme. Muncul pertama kali pada beberapa tahun lalu, saat sebagian pihak tidak suka pada Natalius Pigai yang membela Gerakan 212. 

“Karena pembelaan Pigai tersebut  kosa kata monyet muncul sebagai olok-olok terhadap Pigai.” Kata Inya Bay

“Saat itu kami orang Papua tersinggung atas pelecehan, marah sekalipun  Pigai memaafkannya.” Kenangnya. Padahal kata Inya saat itu

“Aparat hukum diam juga, Negara katanya berada di tengah-tengah masyarakat tapi kali ini kami masyarakat Papua tidak akan memaklumi, pelaku rasis.” Tegasnya

Inya mempertanyakan Apakah hal tersebut itu adil, Pigai dibiarkan menerima pelecehan rasis?

“Ya, yang menentukan keadilan adalah rezim. Bila rezim membiarkannya, artinya Tidak ada keadilan.” Tegasnya

Tahun lalu, kenang Inya Bay bahwa kata monyet kembali terlontar di Surabaya,  dan efeknya sangat luar biasa, sehingga kota-Kota di Papua di bakar, membuat jutaan orang marah dan rela berbuat anarkis, Rezim bingung dan linglung, tidak tahu harus bersikap seperti apa saat itu.

Andaikan saat ini rezim tidak menindak pelaku tindak rasis terhadap Pigai, saya khawatirkan terjadi peristiwa rasis di Surabaya bisa saja terulang kembali dan akan terjadi. |Mohamad Raharusun

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Stay Connected

0FansSuka
3,913PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan
- Advertisement -spot_img

Latest Articles

Bintuni. Pada momentum kelahiran Nabi besar Muhammad SAW 12 Robbiul awal 1443 H / 2021 M Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Teluk Bintuni Ahmad Subuh Refideso, S.HI mengajak seluruh lapisan warga masyarakat khususnya umat muslim yang berada di Kabupaten Teluk Bintuni agar dapat mengambil Hikmah dari nilai-nilai yang terkandung di dalamnya."Peringatan Maulid Nabi ini tentunya merupakan refleksi umat Islam terhadap Baginda tercinta Rosulullah SAW, atas kelahirannya, maupun perjuangannya dalam syiar Islam" kata Subuh. Senin (25/10/2021).Diungkapkan Subuh Refideso, peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW juga memiliki makna dan tujuan yang positif, baik yang dilaksanakan oleh tiap-tiap Pengurus Takmir Masjid, lembaga-lembaga kerukunan kemasyarakatan lainnya, ini semua patut diteladani oleh setiap umat muslim."Saya mewakili seluruh pengurus MUI memberikan Apresiasi dan mensupport kepada lapisan masyarakat yang telah berjibaku untuk meneladani kelahiran dan perjuangan Baginda Rasulullah SAW" ungkapnya.Ahmad Subuh Refideso juga menjelaskan, giat Maulidur Nabi Muhammad SAW juga mengajarkan kita hubungan sesama mahluk ciptaanNYA maupun hubungan kepada sang Pencipta, yang tentunya demi terwujudnya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara."Hablum Minallah, Hablum Minannas" jelas SubuhSubuh juga berharap kepada Pemerintah Daerah seyogyanya dapat memberikan support dan dukungannya atas semua kegiatan-kegiatan keagamaan yang dilakukan, karena ini merupakan bagian dari visi misi Kepala Daerah khusus Pembangunan dibidang Keagamaan.
Total
0
Share